Kemarin siang, saat menunggu suami pulang dari Cilacap, saya dan Sophie beraktivitas di kasur. Sophie melakukan gymnastic dance ala Alice (kapan demam Angelina Ballerina ini akan berakhir ya? KAPAN?), sementara saya berusaha menghindari timpaan tubuh Sophie sambil menahan kantuk yang lagi hebat-hebatnya. Tiba-tiba Sophie berhenti jempalitan dan mengelus perut saya.
Sophie lalu menyenandungkan Topi Saya Bundar dengan mengganti liriknya. Nah, lirik baru gubahan Sophie ini yang membuat saya langsung duduk dan memandang perut saya dengan merana. Merana campur geli, sih.
“Mama paling gendut, perut Mama gendut. Papa juga gendut, semuanya gendut”
Ish, Soph, lain kali mbok yao mengangkat hal lain untuk dinyanyikan to. Meskipun buatmu perut gendut itu adalah sesuatu yang keren, buat Mama itu isu sensitif 😦