Uncategorized

Proud Mama #3

Sabtu siang yang gerah, hujan deras akan segera mengguyur Purwokerto. Kami yang baru kriyip-kriyip bangun tidur siang kruntelan di sofa. Saya bilang kalau hawanya gerah sekali. Sophie lalu turun dari sofa, melongok meja televisi, rak buku, sepeda sambil bergumam, “Di mana ya, di mana ya kipasnya”

Sophie tidak bisa menemukan kipas. Lalu, dia mampir lagi ke rak buku dan mengambil buku yang tipis. Dan diberikan ke saya dong ๐Ÿ™‚

“Ini Mama, untuk kipas-kipas”

Terus, Papa menginformasikan bahwa kipasnya ada di kamar. Sophie pun segera turun dari sofa lagi, masuk kamar dan mengambil kipas untuk saya. Dan kami pun kipasan bertiga. My big girl ๐Ÿ™‚

***

Sophie sedang bermain gunting kuku. Yaaa, sindrom gak mau kalah dari Mamanya lah, lihat saya memotong kuku Papa, Sophie minta gunting kuku juga ๐Ÿ™‚ Tapi dasar Sophie ya, mainnya itu bukan yang sambil duduk manis (pura-pura) memotong kuku boneka atau kuku saya kek, tapi gunting kukunya dilempar-lempar. Nah, si gunting kuku itu mampir ke lehar saya, meninggalkan bekas memerah di sana.

“Sophie mainnya hati-hati ya,tidak dilempar-lempar. Kalau kena badan sakit lho, ini, kayak leher Mama”

Sophie yang merasa bersalah tapi tidak mau ditegur (tidak mau kalah set ceritanya, hahaha….) langsung minta susu dengan merengek. Kami tahu kalau Sophie sebenarnya tidak butuh susu, berusaha mengalihkan perhatiannya pada kucing. Dan berhasil. Sekembalinya dari mengintip kucing, Sophie lalu duduk di dekat saya.

“Mama, Usyi maap…”

Heeeeeh, yang ada saya mangap. Anak saya sudah bisa minta maaf ๐Ÿ™‚

“Iya Sophie, tidak-apa-apa”

“Ini satit, Mama?”, kata Sophie sampil menyentuh leher saya.

“Sudah tidak sakit lagi”

Ternyata benar ya, anak itu belajar dengan menirukan lingkungannya. Kami selama ini belum pernah mengajarkan tentang kata maaf pada Sophie secara khusus, tapi kami menggunakan kata maaf dan kata-kata santun lain dalam percakapan sehari-hari kami. Kami minta maaf pada Sophie kalau kami memang bersalah padanya. Seperti minggu sebelum kemarin ini, sumbu saya yang lagi PMS jadi sependek mercon cabe. Saya pun meminta maaf pada Sophie setelah akal sehat saya ngumpul lagi. Dan jawaban Sophie sukses membuat saya malu.

“Iya Mama, tidak boleh marah-marah lagi”

Epic.

So true, kita pun belajar dari anak kita, seperti halnya mereka belajar dari kita.

Uncategorized

Sophie is our new photographer ๐Ÿ™‚

Foto ini diambil Sophie malam minggu kemarin di Alun-alun. Senang, tampaknya semakin hari jepretan Sophie semakin enak dilihat ya.

Sophie is 28 months old now, dan tentunya keterampilannya memegang kamera masih terbatas ya. Jangan bayangkan semuanya jelas seperti ini. Satu dari lima belas jepretannya fokus, dan dari sekian belas yang fokus itu hanya satu yang menggambarkan obyek secara lengkap. Jadi, kalau Sophie bilang, Usyi memfoto Mama, maka yang mungkin ter-capture adalah gambar tangan saya saja, kaki saja, atau bahkan entah-tidak-jelas-itu-apa ๐Ÿ™‚

Uncategorized

This song is our current love, saya, Papa dan Sophie. Iya, Sophie juga suka lagu ini. Setelah beberapa kali mendengarnya, Sophie langsung menggoyang-goyangkan kepalanya setiap kali mendengar intronya, juga ikut sing-along bersama saya. Sophie menyebutnya sebagai lagu embak-embak. Serius, dengan aksen k yang amat kuat. Sungguh, lidah Sophie itu Purwokerto sekali ๐Ÿ˜€

Saya mengenal Yuna ketika saya iseng mencari lagu-lagu cover di youtube *Masih ya, hahaha*. Yuna menyanyikan Come as You Are-nya Nirvana dengan sangat indah. I instantly fell in love with her. Trus nyari-nyari lagu-lagu Yuna yang lain. Live Your Life ini secara lirik age propitiate buat Sophie dibanding Come as You Are ya, jadinya ini yang lebih sering saya putar di rumah.ย 

Pas melihat Yuna pertama saya seperti pernah melihatnya. Ternyata oh ternyata, Yuna is the famous Yuna Zarai, the owner ofย ย  IAMJETFUELshop, yang kerap tampil di blognya penggiat HC. Sepertinya saya ini salah pergaulan ya, but I am proud of it ๐Ÿ™‚